Pages

Subscribe:

Pak Pejabat pun Harus Nonton!

      Alangkah lucunya negeri ini, itulah film yang kami saksikan pada mata kuliah KI senin 7 november 2011. Sungguh benar-benar lucu film ini, dimana ada sebuah negeri bila kita melakukan hal yang haram maupun yang halal hasilnya akan sama saja. Sama-sama salah, kalau kita mencopet pasti digebuki warga, kalau kita jadi pedagang asongan pasti di tertibkan(dilarang) petugas. Dan apabila negeri itu memang ada, hanya ada satu negeri yang cocok dengan itu. Negeri dimana kemerdekaannya bukan untuk bangsanya, tetapi untuk para koruptor. Negeri dimana yang haram tampak seperti halal. Negeri dimana peraturan dibuat untuk dilanggar. Negeri dimana korupsi dilakukan secara berjama’ah. Negeri dimana banyak sarjananya tetapi lebih banyak yang pengangguran. Indonesia, itulah negeri yang dimaksud dalam film tersebut.
        Alangkah lucunya negeri ini ketika DPR minta dihormati tetapi tidak pernah menghormati aspirasi rakyatnya. Apakah mereka sudah lupa pelajaran mendasar tentang hormat-menghormati “hormatilah orang lain jika ingin dihormati oleh orang lain”. Pejabat yang lupa akan rakyatnya dan tidak menghormati rakyatnya pasti akan melakukan korupsi. Seperti umat yang lupa akan Tuhannya pasti akan berbuat maksiat.
       “Alangkah lucunya negeri ini” banyak melontarkan pesan-pesan sosial kepada bangsa Indonesia. Ia menampilkan persoalan bangsa ini yang sering dibuka oleh media tetapi tidak pernah dibahas secara mendalam. Membuat Indonesia sadar akan keadaan bengsanya mungkin merupakan tujuan utama dari film ini.
        Film ini juga memberikan wawasan kepada kita bahwa manajemen itu luas. Manajemen bukan hanya untuk perusahaan, orang kaya , maupun orang terdidik. Manajemen bisa diterapkan dalam semua hal termasuk memanajemen kumpulan pencopet. Bukan untuk mendapatkan hasil copetan yang lebih besar, tetapi untuk diarahkan kepada hal yang lebih baik. Untuk tidak mencopet lagi.
Ada satu hal yang ditekankan pada awal film ini, “pendidikan itu penting”. Tanpa pendidikan sebuah negara tidak mungkin akan maju. Tetapi dengan pendidikan belum tentu juga negara bisa maju. Nyatanya banyak sarjana di Indonesia yang masih pengangguran. Seharusnya sebagai sarjana mereka bisa berusaha membuat diri mereka berguna bagi masyarakat. Begitu juga pemerintah seharusnya bisa memfasilitasi mereka untuk memajukan daerah-daerah di Indonesia yang masih tertinggal. Seperti dialog yang ada dalam film ‘Alangkah lucunya negeri ini’,”lebih baik kita mengajari mereka (pencopet) untuk berubah menjadi baik daripada mengajar orang yang sudah baik”.
        Selain masalah pendidikan ada masalah lain yang lebih penting dan sering diungkit-ungkit dalam film ini. Masalah tersebut merupakan masalah terbesar bangsa Indonesia yaiu Korupsi. Pencopet dan koruptor itu sama. Mereka sama-sama mencuri, hanya saja koruptor itu lebih terdidik daripada pencopet. Masalah korupsi ini seperti sudah menjadi budaya di Indonesia. Bahkan, rakyat dan mahasiswa yang sering berdemo menggalakkan anti korupsi juga tidak lepas dari perilaku korup. Para mahasiswa masih banyak yang melakukan TA(titip absen), rakyatpun juga banyak suka menyuap saat kena tilang.Hal ini seperti maling teriak maling. Sekelompok koruptor kecil meneriaki koruptor besar. Jadi sebenarnya apa yang meraka lakukan? Apa yang mereka inginkan?. Kok sesama koruptor saling menyalahkan. Satu alasan yang mungkin adalah mereka iri kok bisa mereka dapat uang banyak sedangkan kita rakyat hanya dapat yang kecil-kecilan. Dan kalu benar itu alasan mereka maka hancurlah negeri kita tercinta ini sampai ke akar-akarnya.
        Film ini juga menampilkan seorang sarjana pendidikan yang pengangguran. Ia merasa lebih bermanfaat dan lebih baik dari koruptor ketika bisa mengajar pencopet dan dibayar dengan uang copetan. Padahal itu sama saja karena pencopet juga mengambil uang rakyat. Jikalau ia melakukan semua itu tanpa pamrih maka Alangkah beruntungnya negeri ini memiliki orang sedikit merubah negeri ini ke arah yang lebih baik.
        Bagi bapak presiden dan wakilnya, dan pejabatnya, dan orang-orang yang dipimpin olehnya, . Serta bagi calon presiden dan calon wakilnya, dan calon pejabatnya, dan calon orang-orang yang dipimpinnya. Film “Alangkah lucunya negeri ini” adalah salah satu film yang wajib anda saksikan. Alangkah lucunya jika bapak pemimpin dan calon pemimpin negara tidak bisa menemukan solusi permasalahan dalam film tersebut. Alangkah lucunya negeri ini jika 250 juta orang di Indonesia juga tidak bisa menemukan solusinya. Disini saya hanya punya sebuah solusi untuk mengentaskan korupsi di negeri ini. Hanya satu, dan apabila dilaksanakan pasti Indonesia bebas dari korupsi. Solusinya bukan membentuk komisi-komisi atau membentuk polisi khusus. Satu-satunya cara mengentaskan korupsi di indonesia adalah memastikan diri anda tidak korup. Jikalau kita saja sudah korupsi bagaimana kita bisa mengentaskan masalah korupsi di Indonesia. Oleh karena itu satu-satunya cara mengentaskan korupsi di Indonesia adalah memastikan diri kita masing-masing tidak korupsi