Pages

Subscribe:

ITS kalah Pamor Dengan STAN ?


 
Institut Teknologi Sepuluh Nopember merupakan  salah satu universitas terbaik di negeri ini. ITS juga cukup dikenal di dunia internasional salah satunya karena mobil sapu angin yang memenangkan banyak kejuaraan. Termasuk kejuaraan se-Asia. Selain itu ITS juga memiliki jurusan Teknik kelautan yang termasuk peringkat 3 sedunia. Dari segi prestasi ITS memang jagonya dapat juara. Untuk PIMNAS tahun lalu ITS menjadi juara umum 2, mengalahkan UI dan ITB tetapi di kalahkan UGM. Lulusan ITS juga dikenal dan diakui oleh perusahaan-perusahaan besar berskala nasional maupun internasional. Tetapi kehebatan ITS itu masih bisa di kalahkan oleh STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). STAN merupakan sekolah kedinasan dengan program tertingginya diploma 3. Untuk bisa masuk STAN kita harus bersaing dengan ratusan ribu pendaftar yang akan mengikuti seleksi. Ada dua tahap seleksi yaitu seleksi tulis dan fisik. Orang-orang yang masuk STAN harus dipilih hanya orang dianggap sehat saja yang bisa diterima. Karena mereka akan mengabdi kepada negara, jika sakit-sakitan malah akan merugikan negara. Salah satu kehebatan STAN yang tidak bisa di kalahkan ITS adalah ikatan dinas atau dengan kata lain jaminan kerja bagi mereka yang bisa lulus. Tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan mahasiswa di Indonesia berorientasi pada mencari kerja bukan menciptakan lapangan kerja.
Kebanyakan mahasiswa di Indonesia lebih memilih sekolah di STAN dari pada sekolah di perguruan tinggi. Tidak perlu jauh-jauh di jurusan saya, jurusan Sistem Informasi ITS ada seorang teman saya yang tiba-tiba keluar karena di terima di STAN. Ia lebih memilih sekolah yang menjanjikan pekerjaan. Ini merupakan salah satu bukti bahwa ITS kalah pamor dengan STAN. Saya tidak pernah mendengar mahasiswa STAN keluar atau berhenti kuliah di STAN hanya untuk masuk ITS.
STAN memang mempunyai kelebihan menjanjikan pekerjaan bagi kita tapi ITS juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki STAN. Yang pertama adalah bisa mengembangkan PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa), jika kita berada ITS kita akan di beri bimbingan untuk membuat sebuah karya tulis. Salah satunya adalah melalui PKTI (Pelatihan Karya Tulis Ilmiah) , disana kita diajarkan untuk membuat sebuah karya tulis dan diajarkan pula cara mempresentasikannya. Dengan pembuatan karya tulis tersebut paling tidak kita bisa bermanfaat bagi orang lain. Yang kedua bisa mengembangkan usaha. Di ITS kita juga punya UKM WE&T yang mewadahi mahasiswa yang memiliki jiwa enterpreneur. Yang pada akhirnya akan bisa menciptakan usaha-usaha baru di berbagai bidang. UKM ini sudah menghasilkan banyak usaha kreatif salah satunya adalah sepatu lukis. Yang ketiga kita bisa ikut proyek dari dosen. Di ITS banyak dosen yang sibuk mengurusi proyek dari luar ITS maupun di ITS dan itu tidak menutup kemungkinan kita bisa diajak untuk membantunya. Dari proyek tersebut kita bisa menambah pengalaman, mempererat hubungan denga dosen (menambah nilai) dan mempertebal dompet kita.
Ada satu lagi kelebihan ITS dan perguruan tinggi lainnya. Ternyata lulusan STAN yang bekerja di Departemen Keuangan di beri beasiswa untuk melanjutkan sekolah, dan salah satu yang dituju adalah ITS tepatnya di jurusan Sistem Informasi. Jadi meskipun ada anak yang meninggalkan ITS untuk pindah ke STAN ternyata ada juga yang dari STAN ke ITS. Tetapi yang masuk ke ITS sudah berumur lebih dari 25 tahun bahkan ada yang sudah berumur 30 tahun. Menurut pengalaman mas-mas dari DepKeu (Departemen Keuangan) lebih baik kita sekolah di perhuruan tinggi seperti ITS saja daripada yang ikatan dinas. Karena menurut mereka menjadi pegawai negeri sipil di keuangan itu ada sisi tidak enaknya, yaitu kita akan sulit berkembang. Kita harus mengikuti sistem yang telah dibuat. Kita harus mengikuti arus. Tidak seperti di dunia swasta dan wirausaha, di dunia swasta dan wirausaha kita bisa mengembangkan diri sesuai keinginan kita. Dan menjadi orang yang kita inginkan.
Maka dari itu sebagai mahasiswa kita sudah seharusnya memikirkan bagaimana membuat lapangan pekerjaan. Karena lapangan pekerjaan sekarang terbatas, kalau kita tidak membuka lapangan kerja yang baru bagaimana dengan generasi di bawah kita bisa mendapatkan pekerjaan. Jika kita menunggu orang-orang tua untuk pensiun lalu kita mengisinya, itu merupakan hal yang kurang efektif. Jumlah manusia di Indonesia terus bertambah sehingga akan butuh lapangan pekerjaan yang baru. Dengan membuka lapangan kita bisa bermanfaat untuk orang banyak, serta menjadi apa yang kita inginkan. Tetapi pada intinya adalah lakukan hal yang kita sukai karena jika kita melakukan pekerjaan dengan perasaan senang maka hasilnya kan lebih dari maksimal. Jika anda suka di STAN itulah pilihan anda, jika anda suka di ITS itulah pilihan saya .