Pages

Subscribe:

Sungai Itu Untuk Siapa?

Dalam setiap kota pasti ada yang namanya saluran air. Saluran air tersebut berfungsi untuk menyalurkan air dari kota ke TPA(tempat pembuangan air) atau bisa disebut laut. Air tersebut bisa berasla dari mana saja seperti , ari hujan, air bekas cucian, air dari limbah pabrik dan lain-lain. Di Indonesia saluran air tersebut biasa disebut sungai atau kali. Fenomena di Indonesia sungai sekarang sudah menjadi tempat sampah umum. Umum bagi semua lapisan masyarakat, tua/muda, cerdas/bodoh, kaya/miskin. Jika kita tanyakan pada mereka “pernahkah membuang sampah di saluran air?” hampir semua dari mereka pasti menjawab pernah. 

Membuang sampah ke saluran air merupakan hal yang biasa bagi masyarakat Indonesia. Jika tidak ada tempat sampah di sekitarnya maka, saluran air merupakan opsi terbaik untuk membuang sampah. Hal itu bagi mereka baik dilakukan daripada menyimpan sampah tersebut dalam saku ataupun kresek.

Sungai Citarum merupakan sungai yang terkenal paling banyak sampahnya. Banyak biota air yang mati karena permukaan sungai yang tertutupi sampah. Selain itu juga banyak pabrik-pabrik yang membuang limbah sembarangan sehingga mencemari sungai Citarum. Sampah tersebut sebenarnya bukan berasal dari warga ibukota saja tetapi juga berasal dari warga yang berada di sepanjang sungai citarum hingga hilir sungai.

Tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta, di Surabaya tepatnya di sungai sebelah jalan arif rahman hakim yang biasanya bersih sekarang menjadi banyak sampah. Ketika saya lewat pada musim kemarau sungai terlihat bersih dan berwarna kehijauan tenda banyaknya biota air. tetapi saat musim hujan sungai itu menjadi banyak sampahnya dan airnya mulai berubah menjadi kecoklatan. Jika ditanya dari mana sampah sebanyak itu, ya dari endapan sampah pada saat musim kemarau yang terbawa oleh serasnya air hujan. Terkadang kita tidak terasa, kita membuang sampah hanya secuil tapi jika dilakukan terus menerus dan mengendap maka hal tersebut dapat menyebabkan banjir.

Masalah sampah di sungai ini bukan karena masyarakatnya bodoh, tetapi lebih dikarenakan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan. Ke-egoisan tiap orang harus dihilangkan, sungai itu milik kita bersama maka dari itu kita yang wajib menjaganya. Jangan menganggap sungainya sudah cukup besar untuk menampung sampah yang kita buang. Karena bila sampah itu mengendap/ tersangkut sesuatu maka akan menumpuk terus dan lama-kelamaan bisa menutup sungai.

Hampir semua masyarakat sudah paham akibat membuang sampah kesungai. Dari SD kita sudah diajari untuk membuang sampah pada tempatnya, dan dilarang membuang sampah ke sungai. Seharusnya kita sudah paham hal tersebut bahkan hafal di luar kepala. Kecuali mereka-mereka yang tidak sekolah SD. Tetapi meski begitu sudah banyak info yang melarang kita membuang sampah kesungai.

Jika ditelusuri lebih dalam apa yang salah dengan informasi yang diberikan. Dari segi ilmu tentang otak/alam bawah sadar, kata-kata negatif tidak akan dihiraukan oleh otak bawah sadar. Bila kita disuruh “jangan memikirkan gajah” maka apa yang kita pikirkan? Pastilah gajah yang ada didalam pikiran kita. Sekarang jika kita disuruh untuk “jangan membuang sampah kesungai” maka yang kita lakukan adalah membuangnya ke sungai. Repotnya lagi otak bawah sadar kita sewaktu kecil lebih aktif, karena masa kanak-kanak adalah masa dimana kita bisa berimajinasi sepuasnya. Sehingga ketika diberi nasehat “jangan membuang sampah kesungai” yang teringat dalam bawah sadar adalah “membuang sampah kesungai”. Maka dari itu kata tersebut sudah sepetutnya diganti menjadi “jagalah kebersihan sungai”.

Dari segi kebiasaan yang entah darimana datangnya, yang menyatakan peraturan ada untuk dilanggar. Paradigma ini sungguh banayak mempengaruhi tindakan masyarakat. Ketika masyarakat melanggar peraturan dan ditanya alasannya maka pernyataan “peraturan ada untuk dilanggar ” merupakan alasan yang cukup banyak dipakai oleh mereka. Mulai sekarang seharusnya di lakukan perubahan paradigma menjadi “peraturan ada untuk ditaati ”




Sungai atau saluran air membawa banyak manfaat bagi masyarakat, tanpa sungai tatanan kota pasti akan berantakan. Maka dari itu sudah seharusnya kita sadar akan akibat membuang sampah kesungai, dan berhenti membuang sampah ke sungai. Jikalau terbesit di pikiran kita untuk membuang sampah kesungai maka tanyakan pada diri kita “Sungai itu untuk siapa? Untukku dan untuk semua masyarakat”.